OPERAIND- Sejumlah peretas dari China dan Rusia menyerang pangkalan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam usaha mengacaukan pemilu presiden mendatang, demikian diungkapkan Ketua KPU Arief Budiman.
Sebagaimana diungkap Bloomberg, Arief mengatakan, serangan yang dilakukan para peretas itu termasuk usaha memodifikasi atau memanipulasi isi pangkalan data itu, seperti menciptakan daftar pemilih palsu.
loading...
Menurut Arief serangan itu tidak hanya dilakukan setiap hari tapi juga setiap jam. Ia mengungkapkan, tidak jelas apakah serangan itu ditujukan untuk mengacaukan Indonesia atau membantu salah satu kandidat untuk memenangkan pemilu. Namun, katanya, perilaku para pemilih bisa diubah bila legitimasi KPU diguncang.
Kementerian Luar Negeri China mengeluarkan pernyataan yang membantah tudingan Indonesia itu. Pernyataan itu mengatakan, Beijing tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan menentang keras peretasan.
Indonesia sejauh ini belum mengungkap bukti dugaan itu, tapi China mengatakan bersedia bekerjasama memerangi aksi peretasan itu kalau memang benar terjadi.
Rusia membantah melakukan serangan cyber di Indonesia. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, negaranya tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, khususnya proses pemilihan. “Kita tidak senang bila itu dilakukan terhadap negara kami dan kami tidak pernah melakukan itu,” kata Peskov kepada wartawan, Rabu (13/3).
loading...
Juru bicara kubu kampanye Presiden Joko Widodo menolak berkomentar mengenai peretasan pangkalan data KPU, dan tuduhan penipuan daftar pemilih yang dikemukakan tim kampanye calon presiden Prabowo Subianto.
Sumber: https://www.voaindonesia.com/a/indonesia-tuding-china-dan-rusia-retas-pangkalan-data-kpu/4827300.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar