OPERAIND- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menanggapi ringan warga Kabupaten Banyumas yang mengonsumsi tiwul karena tak memiliki stok beras akibat kemarau panjang.
Hujan yang tak turun sejak sejak dua bulan lalu, menyebabkan warga Dusun Wanarata, Desa Kalitapen, Kecamatan Purwojati, Banyumas, kesulitan bahan pangan.
loading...
"Enggak apa-apa makan tiwul, itu boleh, malah saya anjurkan. Kalau enggak ada beras makanlah tiwul, makanlah umbi-umbian yang kita miliki, dan itu bagian dari diversifikasi pangan," kata Ganjar di sela menghadiri kegiatan Dies Natalis ke-36 Politeknik Negeri Semarang (Polines), Senin (6/8/2018).
Menurutnya, masyarakat bisa mengonsumsi segala potensi di daerah masing-masing jika tak bisa menanam padi akibat kemarau panjang. Apalagi, saat ini sudah banyak inovasi dan kreasi makanan tradisional sehingga memiliki cita rasa yang tak kalah dari kuliner masa kini.
"Yang tidak boleh kalau tidak makan. Kalau tidak makan lapor saya. Tiwul itu enak. Sekarang tiwul rasanya enak-enak.
Yang di (daerah) situ silakan digunakan (konsumsi) jangan hanya makan beras saja. Kecuali maaf ya, kalau makannya nasi aking. Itu silakan lapor ke saya, kita siapkan droping, bantuan-bantuan (makanan)," katanya.
loading...
Sebelumnya, beredar informasi warga Dusun Wanarata, mengonsumsi tiwul atau oyek untuk menyiasati kondisi kesulitan pangan saat ini.
Jumlah warga yang tinggal di dusun tersebut sebanyak 450 kepala keluarga atau 2.000 jiwa. Dari jumlah itu, lebih dari separuh merupakan warga miskin yang mengandalkan pertanian tadah hujan sebagai mata pencaharian.
Sumber: https://daerah.sindonews.com/read/1328216/22/warga-tak-punya-stok-beras-ganjar-pranowo-anjurkan-makan-tiwul-1533562019